Jumat, 18 Mei 2012

Komunikasi Inovasi dalam Perspektif Komunikasi Pembangunan

I. PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Dalam penyelenggaraan pembangunan, diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan. Apalagi proses pembangunan ke depan cenderung akan semakin mengurangi peran pemerintah, seiring semakin besarnya peran masyarakat.
Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan untuk mempengaruhi kebijakan publik sebelum diputuskan. Berbagai kelompok yang perlu dilibatkan dalam kemitraan antara lain Perguruan Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen pendukung pembangunan lainnya. Agar komunikasi pembangunan berjalan dengan efektif, maka diperlukan suatu pusat komunikasi yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam penyelenggaraan pembangunan untuk memperoleh informasi dan koordinasi pembangunan secara terpadu.
Uraian di atas sesuai dengan pengertian komunikasi pembangunan yang dikemukakan oleh beberapa sumber, antara lain:
•Aplikasi komunikasi dalam program pembangunan (Andi Faisal Bakti. Communication and Family Planning Islam in Indonesia, South Sulawesi Muslim Perseptions of Global Development Program. Jakarta: Seri INIS XLV, 2004).
•Strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara umum melalui berbagai media strategis. Penggunaan media-media strategis tersebut sangat disesuaikan dengan karakteristik khalayak sasaran yang berkepentingan dengan informasi pembangunan daerah (Rosalita Bekti dalam Pranata Pusat Komunikasi Pembangunan Daerah, Bangda Depdagri).
•Suatu cabang teori atau praktek komunikasi yang mempunyai kaitan dengan penerapan pengertian yang mendalam dari teori komunikasi untuk menunjuk permasalahan pengembangan dan modernisasi. Tujuannya yaitu menemukan strategi untuk mengerahkan orang-orang dan sebagai konsekwensi sumber daya, untuk tujuan pengembangan (The Free Encyclopedia. Development communication. http://en.wikipedia.org/wiki/Development_communication).
•Proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat (Onong Uchjana Effendy)
•Suatu wilayah yang luas untuk menemukan pendekatan dari seseorang kepada khalayak dari berbagai ideologi dengan pendekatan metodologis, dengan menggarisbawahi pentingnya penekanan interaktif dan proses partisipasi untuk perluasan informasi dari masyarakat yang sedang berproses (Guy Bassette dalam Development communication. http://web.idrc.ca)
•Komunikasi yang berdampak langsung pada hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pembangunan itu (http://www.commit.com/interac.html)
•Usaha-usaha terorganisir menggunakan proses komunikasi dan media untuk membawa kemajuan sosial dan ekonomi, umumnya di negara-negara berkembang (http//:www.museum.tv/archives).
•Usaha yang terorganisir untuk menngunakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf sosial dan ekonomi, yang secara umum berlangsung dalam negara sedang berkembang (Peterson dalam Dila).
Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang, dapat dirangkum dalam dua perspektif pengertian:
1. Dalam arti luas
Melibatkan masalah yang luas: komunikasi politik, komunikasi sosial-budaya, dan kebijakan komunikasi. Komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
2. Dalam arti sempit
Dalam arti sempit pengertian komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.
Dalam konteks ini kompem dilihat sebagai rangkaian usaha mengomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi, evaluasi, dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan. Pengertian ini tercermin dalam sejumlah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh berbagai badan, dan lembaga yang bersifat lokal, nasional maupun internasional dalam menyebarkan gagasan pembangunan kepada khalayak ramai.
Menurut Academy Educational Development, komunikasi pembangunan selama ini selalu bersifat elektrik atau merupakan kumpulan dari berbagai disiplin ilmu: desain instruksional, jurnalisme, periklanan, pemasaran, teknik, psikologi bahavioral, antropologi, teater dan seni visual untuk memproduksi program komunikasi.
3. Konsep lain Komunikasi Pembangunan
Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara yang sedang berkembang, terutama komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana. Komunikasi pembangunan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan manusia yang berarti menghapuskan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan (Quebral dan Gomes dalam Development of Communication: Some Implications: 1971).
Hal utama yang dilakukan komunikasi pembangunan:
Membuka pemahaman
Wawasan berpikir
Pengayaan pengetahuan dan keterampilan
Pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh
Tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang saling berkaitan:
1.    Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah yang mneyangkut struktur organisasional dan kepemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk studi ini digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat umum.
2.    Pendekatan yang lebih spesifik memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional. Menurut pendekatan ini, media massa sebagai pendidik atau guru, dan idenya adalah bagaimana media massa dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kepada masyarakat berbagai keterampilan, dan dalam kondisi tertentu memengaruhi sikap mental dan perilaku mereka. Persoalan utama pendekatan ini, bagaimana media dapat dipakai secara efisien untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.
3.    Pendekatan yang berorintasi pada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Pendekatan ini berkonsentrasi pada bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai dalam menyebarkan ide-ide, produk dan cara-cara baru di suatu desa atau wilayah.
Pembangunan pada dasarnya minimal melibatkan tiga komponen:
- Komunikator : aparat pemerintah atau masyarakat
- Pesan pembangunan: Program-program pembangunan
- Komunikan : masyarakat luas yang menjadi sasaran (desa/kota)
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para pelaku pembangunan berupa penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah untuk mencapai tujuan pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Dari kesimpulan itu dapat ditarik benang merah bahwa komunikasi pembangunan menganut prinsip-prinsip modernisasi dalam pembangunan, dengan tidak lagi memposisikan pemerintah lebih tinggi daripada rakyat yang hanya membentuk pola komunikasi top down. Karena di negara yang menganut sistem politik terbuka, sebagaimana yang menjadi tuntutan dan cita-cita era reformasi ini idealnya memandang rakyat dalam posisi setara. Pola komunikasi yang relevan adalah bottom up dan horizontal. Dengan pola tersebut maka proses pembangunan sejak perencanaan dapat dilakukan secara bersama dengan melibatkan semua pihak baik obyek, pelaku, maupun fasilitator. Karena dengan adanya komunikasi yang baik maka perbedaan latar belakang dan kepentingan tidak lagi menjadi penghambat pembangunan.
 
II. PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
a. Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Psikologi
Uraian Hagen (1962: E. M. Hagen. On the theory of social change, Homewood III, Dorsey Press) dan McClelland (1961: The Achieving Society. Princeton: Van Nostran) dalam Nasution (2004) melihat pembangunan dengan pendekatan psikologi interaksional. Salah satu pandangan Hagen yang kuat relevansinya dengan peranan komunikasi dalam pembangunan adalah penekanan analisis yang lebih mendalam pada masalah efek komunikasi. Sementara McClelland lebih melihat peran opini publik sebagai proses komunikasi dalam pembangunan.
Kedua pandangan ini lebih menonjolkan aspek, dan makna fundamental dari personalitas anggota suatu masyarakat dalam sistem sosial. Jenis personalitas yang ada selalu berhubungan dengan sistem komunikasi yang ada dan dianut dalam masyarakat. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa jenis personalitas yang terbentuk dapat menimbulkan efek apabila:
Perhatian terhadap proses internal yang terjadi pada saat suatu pesan dasar diterima, proses intrapsikis yang terjadi pada diri seseorang (within-self communication).
Ongkos modernisasi demikian besar, namun pada tingkat tertentu hal tersebut dapat diatasi melalui sistem komunikasi.
Pandangan psikologi melihat pentingnya suatu efek komunikasi sebagai akibat proses interaksi yang dilakukan melalui pesan-pesan komunikasi sehingga timbul efek berantai dari khalayak. Di sini Hagen melihat pentingnya peran keluarga, sebagai proses kunci suksesnya memotivasi bagi pembangunan yang diharapkan. Melalui keluarga, sosialisasi ide ataupun pesan pembangunan dapat diformulasikan ke dalam proses tersebut. Dan perlunya pembentukan basis komunitas atau masyarakat yang terintegrasi dengan komunitas lainnya yang lebih siap untuk menghadapi serbuan datangnya modernisasi.
Alhasil masyarakat yang tadinya introvert bergeser menuju masyarakat yang bersifat ekstrovert sehingga individu dapat berinteraksi secara leluasa. Ketika proses pembangunan berlangsung secara normatif pada tingkat praktis, akan memunculkan bentuk hubungan baru yang memerlukan norma-norma baru pula sebagai hasil konsensus bersama. Untuk menyebarkan norma-norma baru itu, tentunya komunikasi merupakan suatu instrumen yang utama.
b. Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Wilbur Scharmm (1976: Mass media and national development: the role of information in developing countries. Stanford university press) dalam kajian tentang komunikasi dalam pembangunan nasional menjelaskan peran media massa:
1. Menyampaikan kepada masyarakat informasi tentang pembangunan, agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.
2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari atas ke bawah.
3. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, mulai orang dewasa hingga anak-anak, sejak baca tulis hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat.
Media massa menurut Schramm, media massa secara sendirian ataupun bersama lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu.
2. Pembuatan keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.
3. Sebagai pendidik. Sebagian besar dilaksanakan sendiri oleh media massa, sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antarpribadi. Misalnya program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.
Banyaknya penafsiran tentang peranan komunikasi dalam pembangunan, mendorong Hedebro (1979: Communication and social change in developing nation. Ekonomiska-Institute. Stockholm) dalam Nasution (2004) menyusun peran yang bisa dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni:
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap, mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.
2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan baru, baca tulis, hingga lingkungan.
3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.
4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.
5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.
6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.
7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi membuat keputusan dalam masyarakat.
8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat tradisional dengan pengetahuan massa. Mereka yang memperoleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.
9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.
10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga membantu meningkatkan aktivitas politik.
11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
12. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi proses yang berlangsung sendiri.
c. Komunikasi Pembangunan: Masalah distribusi informasi-penerangan, pendidikan-keterampilan, rekayasa sosial, dan perubahan perilaku
Berdasarkan berbagai pemikiran yang dikemukakan para ahli komunikasi, Dila (2007) menyimpulkan bahwa komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran informasi, penerangan, pendidikan dan keterampilan, rekayasa sosial dan perubahan perilaku.
Sebagai proses penyebaran informasi dan penerangan kepada masyarakat, titik pandang komunikasi pembangunan difokuskan pada usaha penyampaian dan pembagian (sharing) ide, gagasan, dan inovasi pembangunan antara pemerintah dan masyarakat. Pada proses tersebut, informasi dibagi dan dimanfaatkan bersama-sama dan seluas-luasnya sebagai sesuai yang berguna untuk kehidupan.
Sebagai proses pendidikan dan keterampilan bagi masyarakat, titik pandang komunikasi pembangunan difokuskan pada penyediaan model pembelajaran publik yang murah dan mudah dalam mendidik, dan mengajarkan keterampilan yang bermanfaat. Dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, masyarakat dapat lebih kritis dan mandiri memahami posisinya serta lingkungannya. Melalui interaksi, informasi, komunikasi, dan sosialisasi dalam berbagai saluran, proses komunikasi pembangunan kemudian dianggap sebagai bentuk pencerahan, penguatan dan pembebasan dari ketergantungan dan keterbelakangan sehingga mempermudah menerima suatu inovasi yang ditujukan kepada mereka.
Sebagai proses rekayasa sosial, komunikasi pembangunan dipandang sebagai bentuk pengembangan tindakan komunikasi yang sistematis, terencana dan terarah, dalam melakukan transformasi ide, gagasan atau inovasi melalui informasi yang disebarluaskan dan diterima sehingga menimbulkan partisipasi masyarakat dalam melakukan perubahan. Pada tingkat ini, intervensi komunikasi dalam mengarahkan bentuk rekayasa sosial yang diinginkan dapat berwujud interaksi, partisipasi, dan dukungan atas informasi yang mereka terima.
Sebagai proses perubahan perilaku, komunikasi pembangunan dipandang sebagai proses psikologis, proses sebagai tindakan komunikasi yang berkesinambungan, terarah, dan bertujuan. Proses ini berhubungan dengan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental, dalam melakukan perubahan. Kredibilitas sumber, isi pesan dan saluran komunikasi sangat berpengaruh dan menentukan perubahan perilaku.
 
III. STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Menurut Academy Educational Development (1985:Beyond the flipchart: Three decades of development communication. Washington DC) ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan saat ini:
1. Strategi-strategi yang didasarkan pada pada media yang dipakai
Para komunikator biasanya mengelompokkan kegiatan mereka di sekitar medium tertentu yang mereka sukai. Strategi ini paling mudah, paling populer, tapi kurang efektif. Secara tipikal strategi ini memulai rencananya dengan mempertanyakan:
Apa yang dapat saya lakukan dengan menggunakan radio?
Bagaimana caranya agar saya dapat menggunakan televisi untuk menyampaikan pesan saya?
Sejumlah penelitian yang diarahkan pada strategi media tertentu telah dilakukan terutama untuk mengetahui:
Media manakah yang terbaik?
Media apakah yang termurah biayanya?
Media apakah yang terbaik untuk mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan sesuatu hal?
2. Strategi-strategi desain instruksional
Umumnya yang menggunakan pendidik. Mereka memfokuskan strateginya pada pembelajaran individu-individu yang dituju sebagai suatu sasaran yang fundamental. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri pada teori-teori belajar formal, dan berfokus pada pendekatan sistem untuk mengembangkan bahan-bahan belajar.
Para desainer intruksional merupakan orang-orang yang berorientasi rencana dan sistem (plan and system oriented). Mereka pertama-tama melakukan identifikasi mengenai:
a. Tujuan yang hendak dicapai
b. Kriteria keberhasilan
c. Partisipan
d. Sumber-sumber
e. Pendekatan yang digunakan
f. Waktu
Secara tipikal kegiatan mereka digolongkan ke dalam tiga tahapan yang luas dan saling berkaitan:
- Perencanaan
Menekankan pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk menyiapkan suatu desain program yang efektif. Informasi diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti:
a. Siapakah yang dipilih sebagai khalayak utama dari keseluruhan populasi?
b. Saluran komunikasi apakah yang paling tepat untuk khalayak ini?
c. Perilaku apa yang akan ditegakkan dengan program ini?
d. Sumber-sumber apa yang diperlukan untuk melaksanakan program?
- Implementasi
Terbagi atas siklus yang jelas. Setiap putaran meliputi informasi dasar yang sama dengan suatu pendekatan yang sedikit berbeda.
- Evaluasi
Melalui monitoring dikaji:
1.   
a.    Bagaimana suatu mikrokosmik dari khalayak yang dituju merasakan petunjuk yang mereka terima melalui program komunikasi pembangunan tertentu?
b.    Apakah khalayak menerima petunjuk tersebut?
c.    Hambatan apa yang mereka hadapi?
3. Strategi-strategi partisipasi
Dalam strategi ini, prinsip-prinsip penting dalam mengorganisir kegiatan adalah kerjasama komunitas dan pertumbuhan pribadi. Yang dipentingkan dalam strategi ini bukan berapa banyak informasi yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi pembangunan, tapi lebih pada pengalaman keikutsertaan sebagai seorang yang sederajat dalam proses berbagi pengetahuan atau keterampilan.
4. Strategi-strategi pemasaran
Strategi ini tumbuh sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung dan terasa biasa. “Kalau anda bisa menjual produk, kenapa tidak dapat menjual kesehatan, pertanian, dan keluarga berencana?”.
 
IV. DIFUSI INOVASI DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Banyak sekali pengertian difusi inovasi yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi pembangunan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
•Difusi adalah proses tersebarnya suatu inovasi ke dalam sistem sosial melalui saluran komunikasi selama periode waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan sistem sosial, difusi juga merupakan suatu jenis perubahan sosial, yaitu proses terjadinya perubahan struktur dan fungsi dalam suatu sistem sosial. Ketika novasi baru diciptakan, disebarkan, dan diadopsi atau ditolak anggota sistem perubaha sosial, maka konsekuensinya yang uatam adalah terjadinya perubahan sosial (Everett M. Rogers dan F. Floyd Shoemaker.)
•Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna potensinya. Sedangkan inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/ atau perekayasaan yang bertujuan mengem-bangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
•Difusi inovasi diartikan sebagai suatu proses penyebaran inovasi dari satu individu kepada individu lainnya dalam suatu sistem sosial yang sama (Leta Rafael Levis).
•Seringkali difusi dipandang sebagai suatu proses otonom yang datang dari langit, yang pasti akan menyebarkan ide-ide tentang peningkatan pendapatan dan kemakmuran, yang oleh karena itu menjamin pemerataannya di antara anggota masyarakat (Niels G. Rolling dalam Rogers).
•Difusi inovasi termasuk ke dalam pengertian peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang baru. Berlangsungnya suatu perubahan sosial, di antaranya disebabkan diperkenalkannya ataupun dimasukkannya hal-hal, gagasan-gagasan, dan ide-ide yang baru. Hal-hal baru tersebut dikenal sebagai inovasi (Zulkarimen Nasution).
Sumber Bacaan:
•Dilla, S. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan Terpadu. Simbiosa. Bandung.
•Levis, L. R. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. Citra Aditya Bakti. Bandung.
•Nasution, Z. 2004. Komunikasi Pembangunan. Pengenalan Teori dan Penerapannya. Rajawali Pers. Jakarta.
•Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
•Rogers, E. M (Ed). 1989, Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif Kritis. LP3S. Jakarta.
•Rogers, Everett M. dan F. Floyd Shoemaker. Communication of Innovations. Terjemahan Abdillah Hanafi Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Usaha Nasional. Surabaya.
•Rogers, E. M. 2003, Diffusion of Innovations: Fifth Edition. Free Press. New York.
•Beberapa buku, jurnal, dan internet yang relevan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar